"Ibu..."
kenapa baru kai ini aku merasa sangat berdosa padamu?
mengapa pula aku harus tahu dan sadar akan hal-hal semacam itu sat jauh darimu, saat perempuan di warung kapi malam itu bercerita perihal seorang 'Ibu'.
padahal, aku mengenalnya tidak lebih dari seorang teman
perempaun yang seakan jauh dari keperempuanan
namun anggapanku salah setelah malam itu,
keibuannya terasa melebihi perempuan-perempuan yang alim dan bijaksana
melebihi mereka yang rajin sembahyang dan ndalil-ndalil
bersikap seperti seorang elit-agamis
dan uku teringat ibu
dan aku teringat calon isteriku.....
kepada Mak Teng, terima kasih.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar